Sejak pertama kali berdiri pada 2002, INSPIRIT terus berupaya menciptakan metode pertemuan yang bermakna dan dapat menghasilkan dampak. Semangat yang sama tercermin pula dalam penyelenggaraan Vibrant Facilitation Training Angkatan 32 pada Januari lalu. INSPIRIT merekam pengalaman belajar dua calon fasilitator Vibrant Shendy Rustandi (Staf Community Engagement dari Indorelawan) dan Devi Anggraeni (Direktur Persekutuan Perempuan Adat Nusantara/PEREMPUAN AMAN). Indorelawan sendiri merupakan organisasi nirlaba yang berupaya menjembatani organisasi sosial dengan relawan, selagi Persekutuan Perempuan Adat Nusantara atau PEREMPUAN AMAN mendedikasikan dirinya dalam melawan segala bentuk penindasan dan diskriminasi terhadap perempuan adat. Mereka berbagi pengalaman,pengetahuan dan refleksi mereka selama empat hari mengikuti pelatihan. Simak cuplikan cerita mereka di bawah ini.
Shendy mengungkapkan bahwa salah satu alasannya tertarik menjadi fasilitator adalah karena ia gemar menemukan keunikan yang ada pada setiap individu Shendy menemukan kecocokan dengan Vibrant Facilitation Training yang berupaya mendorong peserta menonjolkan bakat dan keunikannya masing-masing. Percaya bahwa setiap orang memiliki potensi yang sama besarnya jika didukung oleh ekosistem yang mumpuni, Vibrant Facilitation Training menciptakan ruang untuk memenuhi kebutuhan itu lewat metode pelatihan yang seru dan menggugah.
Pada hari kedua pelatihan misalnya, peserta diminta untuk mengilustrasikan hal-hal yang dirasa membanggakan tentang diri mereka sendiri pada sebuah kanvas berbentuk kubus. Medium tiga dimensi memberi peserta wadah yang lebih luas untuk merefleksikan kekuatan dan impian mereka masing-masing. Layaknya manusia yang lahir dengan banyak sisi, bentuk kanvas ini mengajak peserta untuk menggali aspek tentang diri mereka yang barangkali belum diketahui sebelumnya. Menjunjung tinggi partisipasi aktif, peserta kemudian diminta untuk menceritakan hasil penggambaran mereka. Bagi Shendy, bagian inilah yang paling menarik. Melalui proses itu, peserta menjadi mawas akan impian dan kekuatan yang dimiliki oleh rekan disekitarnya.
Dalam banyak pertemuan atau kerja organisasi, kerap kali sorotan hanya diberikan kepada segelintir orang saja. Menggunakan waktu sebagai alasan, tidak semua orang diberikan kesempatan untuk berbicara. Dalam Vibrant Facilitation Training, setiap orang bisa berperan. Di hari ketiga, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dan ditugaskan membuat lagu berdasarkan pada cerita yang telah dibagikan pada hari sebelumnya. Tidak ada suara yang lebih kecil dari yang lain, semua memiliki andil yang setara dalam mengorkestrasikan penampilan. Ada yang menggabungkan cerita, menulis lirik, menemukan melodi, bahkan menyusun koreografi. Dalam kegiatan itu dapat disadari bahwa kekuatan yang berbeda-beda dapat dimanfaatkan untuk mencapai satu tujuan yang sama–namun hanya jika setiap orang diberikan kesempatan untuk berpartisipasi.
Hari terakhir dilihat Devi sebagai hari yang paling menantang. Dengan segala pengetahuan yang diperoleh dalam tiga hari ke belakang, kini giliran peserta menciptakan metode fasilitasinya sendiri untuk menjawab tantangan metode yang diberikan, seperti menggunakan angkringan, tarian, dll. Mulai dari mendesain proses fasilitasi hingga merancang alat bantu, peserta didorong untuk memaksimalkan seluruh pengetahuan yang mereka dapat guna mendesain sebuah proses fasilitasi yang Vibrant. Bagi Devi, satu catatan penting yang didapat dari Vibrant Facilitation Training adalah mengenai perhatian terhadap detail. Hal-hal seperti pengelolaan diskusi kelompok, menciptakan ruang aman bagi peserta untuk mengutarakan pendapat, sampai dengan pengaturan tempat duduk haruslah diperhatikan.
Mengkombinasikan kreativitas, inovasi, dan semangat kolektif, Vibrant Facilitation Training ke-32 menjadi kesempatan bagi calon fasilitator Vibrant menyadari potensi diri mereka serta mendorong peserta fasilitasinya kelak untuk melakukan hal yang sama.
[Info: Pelatihan fasilitasi Vibrant telah menghasilkan ribuan alumni agen perubahan komunikasi internal dan eksternal lembaga di berbagai wilayah di Indonesia. Salah satunya Pusat Studi Hukum dan Kebijakan yang membuat Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera bagi para pembaharu hukum.
[Sekilas info: Tertarik mengikuti pelatihan Vibrant? Kami akan kembali menyelenggarakan pelatihan serupa di bulan Juni 2023. Layangkan email ke kontak@roemahinspirit.id untuk mendaftar lebih awal.]
Comments