Awal Desember 2023, Roemah Inspirit (Roemi) menyambangi ‘hajatan’ yang diselenggarakan oleh Kota Kita yakni Urban Social Forum–sebuah acara tahunan dengan misi mendorong keikutsertaan publik dalam merancang kota yang lebih adil, demokratis, dan berkelanjutan. Dua hari menelusuri beberapa lokasi di Kota Solo mengikuti beragam menu yang disuguhkan USF, kembali mengingatkan Roemi akan resep utama yang menjadikan advokasi khas Kota Kita begitu efektif : partisipasi bermakna dan ruang berdialog tanpa sekat.
Urban Social Forum ‘Kuali’ Diskusi Multi Pihak
Di sela hiruk pikuknya USF, Roemi berhasil ‘menculik’ Indy Kana, salah seorang staf komunikasi Kota Kita, untuk sekejap berbincang tentang USF, dan apa yang menjadikan acara ini istimewa baginya.
Pada Roemah Inspirit, Indy mengungkapkan bahwa Urban Social Forum (USF) sejatinya dibentuk dari gerakan akar rumput. Penyelenggaraan perdananya di tahun 2013 dirancang untuk menyasar audiens lembaga serta aktivis di Kota Solo–yang sudah terlebih dahulu mengenal Kota Kita. Namun karena isu utama yang mengangkat beragam permasalahan kota, pada perjalanannya audiens USF pun berkembang tak lagi hanya melibatkan organisasi masyarakat sipil. “Audiens awalnya adalah aktivis sebenarnya. Tapi karena isu kota, jatuhnya banyak audiens meluas ke anak-anak PWK (Perencanaan Wilayah Kota), dan anak-anak arsitektur yang tertarik dengan apa yang ada di luar ruang kelas mereka,” ujar Indy.
Seiring berjalannya waktu, semakin banyak orang muda lebih tergerak ikut terlibat dalam perencanaan kota. Bagi Indy, antusiasme orang muda terhadap USF–serta isu yang diadvokasi Kota Kita secara umum–adalah sesuatu yang sangat ia hargai. “Aku sering denger cerita-cerita kayak ada anak Jogja yang ikut USF Jakarta, dan sekarang jadi panitia di USF Solo, dan dia betul-betul mengikuti perjalanan USF. Itu luar biasa sih…,” tukasnya.
Urban Social Forum adalah ruang di mana berbagai gagasan–bahkan yang sangat berbeda pun—dapat diperbincangkan dan didiskusikan secara setara. Bagi Roemi, hal ini adalah daya tarik dan kekuatan terbesar dari USF. Keberagaman hadir melalui keterlibatan berbagai individu, komunitas, pemerintah dan banyak pihak lain. Ide-ide yang variatif difasilitasi di ruang aman yang menyenangkan, hingga dialog-dialog dapat dilakukan secara sehat.
Mengurai Participation Fatigue
Meski begitu, memfasilitasi ruang-ruang diskusi dengan jumlah komunitas dan peserta yang cukup banyak, tentu datang dengan tantangan tersendiri. Indy mengungkapkan bahwa unsur krusial yang perlu dipertimbangkan dalam upaya menjalin kolaborasi dan partisipasi publik yang dinamis adalah “participation fatigue” atau kejenuhan berpartisipasi.
“Particaption fatigue biasanya terjadi ketika cara-cara kita mengajak orang atau pihak-pihak bikin mereka capek, dan lantas membuat mereka gagal menyadari value partisipasinya.” ungkap Indy.
Dalam merancang acara yang partisipatif, lembaga harus dapat memperhatikan metode yang dapat menggugah antusiasme peserta. Indy juga menambahkan bahwa “Kita harus ingat bahwa yes, participation and collaboration is good but the way we do that itu juga harus kita perhatikan. Karena kadang lo ngajak orang untuk participate doang, tapi nggak memperhatikan cara untuk bikin itu seru, atau biar mereka paham value partisipasi itu apa? Atau gimana mereka bisa punya sense of belonging ketika mereka lihat hasil partisipasi dan kolaborasi itu sendiri. Kalau engga, justru akan jadi missed dan mereka malah jadi nggak mau berpartisipasi.”
Di sore Kota Solo yang cukup gerah, kami mengakhiri perbincangan, karena Indy masih punya banyak tugas untuk mengawal rangkaian agenda USF yang padat-merayap. Tim Roemi pun bergabung dengan peserta lain di lapangan rumput Lokananta. Sejauh mata memandang, kami mengamati sekelompok sahabat yang sedang tertawa riang, sepasang kekasih berdiskusi seru tentang penayangan film yang baru mereka saksikan, dan kawan-kawan aktivis berjejaring dengan gembira. Pada momen itulah kami merasakan kehangatan yang hadir, dari sebuah acara yang dirancang agar suara semua orang bisa didengar. Agar setiap kehadiran dan keberadaan peserta menjadi penting dan bermakna.
Proficiat, Kota Kita! Urban Social Forum-nya keren banget!
Comments